Pengertian Design Thinking, Elemen, Sikap Dasar, Proses, dan Manfaatnya

Table of Contents
Pengertian Design Thinking
Design Thinking

A. Pengertian Design Thinking

Design thinking adalah sebuah metodologi desain yang bertumpu pada pencarian solusi untuk menyelesaikan permasalahan tertentu. Pendekatan design thinking yang berpusat pada manusia untuk memahami, menentukan, dan kemudian menghasilkan solusi yang akan membantu menyelesaikan permasalahannya.

Design Thinking ditujukan untuk memecahkan masalah yang kompleks yang belum terdefinisi secara jelas atau belum ditemukan solusinya terbaiknya (mungkin sudah ada solusi, tetapi belum maksimal). Dengan cara memahami kebutuhan manusia yang terlibat, dengan menciptakan banyak ide dalam sesi brainstorming serta melakukan pendekatan langsung melalui pembuatan prototype dan pengujian langsung.

B. Elemen Design Thinking

Beberapa elemen penting design thinking di antaranya,
1. Iterative. Iteratif merupakan proses desain yang dilakukan secara berulang – ulang untuk melakukan tahapan improvisasi, sehingga mampu menghasilkan produk atau aplikasi yang optimal.
2. Hands On. Dalam sebuah proses desain, tentu membutuhkan tahapan percobaan langsung melalui tim desainer untuk menyusun pembuatan teori atau gambaran awal sebelum masuk pada pengembangan prototype.
3. People Centered. Menekankan bahwa dalam metode tersebut berfokus pada suatu tindakan yang berpusat pada apa yang dibutuhkan oleh pengguna.
4. Highly Creative. Metode ini bersifat fleksibel di mana, setiap tim dapat berpikir secara kreatif dan tidak memerlukan pemikiran atau peraturan yang bersifat mengikat (rigid).

C. Sikap Dasar Design Thinking

• Experimentation
Sikap suka bereksperiman dan keluar dari yang sudah pakem (out of the box) bisa saja menghasilkan solusi-solusi yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Lakukan hal-hal yang di luar kebiasaan sehingga mendapatkan experience yang berbeda. Budayakan juga kepada anggota tim kita untuk suka bereksperimen dan melakukan hal-hal baru.

• Testing & Iteration
Uji coba, uji coba dan terus uji coba… Kalau dalam pembuatan game kita mengenal istilah playtesting. Semakin banyak kita melakukan playtesting, maka game yang kita buat akan semakin teruji dari berbagai sisi. Di Educa Studio sendiri sebuah game bisa mengalami ratusan bahkan ribuan kali pengujian untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Iterasi adalah sesuai yang menjemukan, menjenuhkan dan bahkan membuat bosan, tetapi demi hasil yang terbaik harus dilalui.. Lakukan improvisasi sehingga tim tidak mengalami kejenuhan dalam iterasinya.

• Collaboration
Untuk memecahkan masalah-masalah yang kompleks, dibutuhkan kolaborasi dengan para ahli di bidangnya. Semangat kolaborasi harus terus digaungkan untuk menemukan solusi terbaik. Pola pikir kolaboratif menjadi wajib!

D. Proses Design Thinking

Design thinking memiliki proses tahap khusus yang memberi Anda struktur untuk membantu merancang solusi yang lebih baik. Meskipun tidak ada aturan khusus untuk dipatuhi oleh mereka, Hasso Plattner Institute of Design at Standford, lebih dikenal sebagai d.school telah memberikan garis besar lima tahap di antaranya,
• Tahap 1: Berempati
Di sini, Anda perlu memiliki pemahaman yang mendalam tentang kebutuhan pengguna Anda. Alasan mengapa Anda harus berempati adalah agar Anda mengetahui kebutuhan pengguna dan memahami masalah yang mereka hadapi dari sudut pandang mereka. Biasanya pemahaman empatik diperoleh melalui pengalaman pengguna dan persepsi mereka terhadap suatu masalah.

Hindari: Asumsi masalah. Kebanyakan orang membuat kesalahan dengan mengasumsikan masalah dan memulai dengan fase define atau menentukan. Hindari mencari poin masalah dari sudut pandang Anda sebagai pemilik produk, masalahnya harus langsung berasal dari target pengguna dan dari apa yang pengguna anggap sebagai masalah.

• Tahap 2: Define
Untuk fase define atau menentukan, Anda mengelompokkan semua informasi yang Anda kumpulkan selama fase berempati dan menggunakan pengamatan Anda untuk menentukan masalah inti yang Anda identifikasi. Anda menuliskannya dan mendefinisikannya sebagai pernyataan masalah yang ingin Anda tangani.

Hindari: Mendefinisikan masalah yang tidak Anda ketahui. Pernyataan masalah yang terdefinisi dengan baik akan sedemikian rupa membantu sebagian besar pengguna target dan umumnya memecahkan masalah yang paling berulang.

• Tahap 3: Ide
Setelah dua langkah pertama, Anda harus memiliki gagasan yang jelas tentang apa masalahnya dan solusi yang diharapkan umumnya. Ketika bermuara pada ide untuk masalah yang ditentukan, Anda harus memikirkan solusi yang di luar norma. Berikut adalah beberapa metode yang dapat Anda gunakan untuk membuat ide yang lebih baik.

Braindumping:
Braindumping mirip dengan brainstorming, tapi di selembar kertas. Inti dari braindumping adalah menuangkan banyak ide ke dalam selembar kertas yang mungkin bisa menyelesaikan masalah.
 
Ide-ide tersebut mungkin dibuat-buat atau terkadang sangat naif dan mendasar. Itu seharusnya tidak menghentikan Anda untuk menuliskannya. Ada beberapa hal yang perlu diingat setiap kali melakukan braindumping di antaranya,
1. Tidak ada ide bodoh: Kebanyakan orang mengabaikan ide mereka dan tidak menuliskannya di kertas.
2. Semakin banyak semakin baik: Semakin banyak ide, semakin baik solusinya. Oleh karena itu, cobalah bekerja dalam tim dan berikan banyak catatan tempel kepada setiap anggota untuk menulis satu ide per catatan tempel.
3. Time-box: Semakin lama Anda menyediakan otak Anda untuk berpikir, semakin ia akan mengabaikan ide. Jadi, berikan diri Anda waktu 15 menit bersama tim dan tetapkan target untuk menuliskan 15 gagasan catatan tempel. Ulangi latihan jika Anda merasa idenya kurang baik.
4. Kluster: Sekarang, ketika Anda memiliki catatan tempel yang cukup penuh dengan ide, mulailah mengelompokkannya pada kluster dengan sumbu sebagai kemudahan penerapan dan utilitas. Banyak yang menggunakan ini untuk tahap mendefinisikan juga untuk memiliki pemahaman yang lebih baik.
5. Grup: Kelompokkan semua ide yang relevan di kanan atas bagan Anda dan klub ide yang dapat Anda terapkan dalam satu solusi akhir.
6. Wujudkan ide Anda: Dengan sumber daya ini sekarang Anda dapat merumuskan ide yang solid.

• Tahap 4: Prototipe
Prototipe adalah tempat Anda mulai bereksperimen dengan ide Anda. Anda bisa mengembangkan versi produk yang sangat ekonomis dan lebih baik yang berasal dari gagasan yang akan menyelesaikan kelompok kebutuhan umum dari masalah Anda. Ini akan membantu Anda menyadari masalah yang mungkin Anda hadapi selama implementasi.

Jika Anda tidak dapat mengembangkan prototipe, Anda dapat membuat papan cerita yang akan membantu pengguna memahami ide Anda.

Hindari: Membuat prototipe yang rumit. Prototipe kemungkinan besar tidak akan pernah menjadi produk akhir Anda dan menginvestasikan sumber daya di dalamnya sebenarnya akan merugikan pekerjaan Anda. Buat sesederhana dan semudah digunakan sehingga pengguna dapat memberikan umpan balik yang mudah.

• Tahap 5: Tes
Prototipe / storyboard Anda sudah siap, sekarang Anda perlu melihat apakah itu benar-benar menguntungkan pengguna target.

Anda dapat mendekati pengguna target dan memberi mereka prototipe Anda untuk digunakan dan mendapatkan umpan balik mereka. Sering kali, fase pengujian digunakan untuk mendefinisikan kembali satu atau beberapa masalah yang dihadapi pengguna. Fase pengujian adalah apa yang membuat solusi paling mendekati apa yang diharapkan pengguna.

Hindari: Menguji pada satu pengguna. Coba uji pada beberapa pengguna target dan buat perubahan yang sesuai. Selain itu, hindari pengujian pada pengguna yang tidak termasuk dalam kategori pengguna target Anda atau hasilnya dapat merusak.

Tips: Setiap desainer menyukai ide mereka dan percaya bahwa ide tersebut sangat cocok untuk masalah tersebut. Terkadang, Anda memasang paksa potongan puzzle ini dan itulah sebabnya solusinya tidak pernah berhasil.

Design thinking dikembangkan untuk memastikan Anda paling dekat dengan pengguna tetapi prosesnya hanya akan berhasil jika Anda bersedia melepaskan ide-ide yang semula Anda bayangkan. Prosesnya sangat berpusat pada manusia dan seorang desainer harus selalu ingat bahwa solusinya adalah untuk masalah yang dihadapi pengguna, bukan masalah yang menurut Anda kira.
 

E. Manfaat Design Thinking

Cara berpikir design thinking nyatanya tidak hanya memudahkanmu dalam bekerja, tapi juga memberikan banyak manfaat bagi industri bisnis di antaranya,
1. Penghematan biaya dan ROI yang luar biasa
2. Menciptakan berbagai inovasi
3. Menciptakan retensi dan loyalitas pelanggan
4. Mampu mengurangi waktu desain dan pengembangan
5. Bisa diterapkan di seluruh perusahaan
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment